"KATA"
- Noam Chomsky, Seorang profesor linguistik bernama Noam Chomsky mendefinisikan kata sebagai sebuah dasar analisis kalimat yang tersaji dalam beberapa simbol, seperti N (nomina atau kata benda), V (verb atau kata kerja), A (Adjektiva atau kata sifat), dan lain sebagainya.
- Crystal, kata merupakan satuan ujaran yang berasal dari penutur asli berisi pengenalan intuitif secara universal dan disampaikan dalam bentuk bahasa lisan maupun tulisan.
- Muib Ba’dulu dan Herman, mengungkapkan bahwa pengertian kata sebagai satuan makna atau gagasan tidak membantu disebabkan adanya kesamaan konsep.
- Chaer, Pengertian kata menurut ahli linguistik dari Indonesia Abdul Chaer mengungkapkan bahwa kata adalah satuan ujaran paling kecil yang secara inheren mengandung makna leksikal. Makna leksikal sendiri berarti bahwa makna yang terkandung dalam kata adalah makna sebenarnya, ataupun lugas dan apa adanya.
Nomina (Kata Benda)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak). Contoh kata benda konkret seperti meja, gawai, mobil. Sedangkan contoh kata abstrak seperti kekuatan, cinta, kasih anya, dan kemunduran. Kata benda biasanya berasal dari kata sifat atau kata dasar yang mendapat imbuhan –an, ke- dan –an, pe- dan –an. Contoh:
- kata sifat kotor mendapat imbuhan –an menjadi kotoran (kata benda)
- kata sifat rajin mendapat imbuhan ke- dan –an menjadi kerajinan (kata benda)
- kata dasar topang mendapat imbuhan pe- dan –an menjadi penopang (kata benda).
Kata benda dapat berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Misalnya:- Saya memiliki rumah. (kata rumah sebagai objek kalimat)
- Saya memiliki rumah di kota Malang. (kota Malang sebagai keterangan tempat kalimat).
- Rumah dimiliki saya. (kata rumah sebagai subjek)
- Saya belajar memanen padi. (kata benda padi menjadi pelengkap kalimat dan melekat pada kata memanen)
Verba (Kata Kerja)
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan melakukan perbuatan atau tindakan. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri kata kerja:- Dapat diberi anya waktu, seperti akan, sedang, dan telah
Contoh: akan bermain, akan minum, sedang mandi, telah pergi - Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak mandi, tidak minum - Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + kata benda atau kata sifat
Contoh: pergi dengan ayah, membaca dengan cepat.
Jenis-jenis kata kerja (verba):
- Verba dasar bebas, seperti: duduk, minum, makan.
- Verba turunan, terdiri atas:
- Verba berafiks (berimbuhan):
Contoh: memakan, menyapu - Verba bereduplikasi:
Contoh: jalan-jalam, minum-minum - Verba berproses gabung:
Contoh: tertawa-tawa, mengingat-ingat. - Verba majemuk:
Contoh: cuci mata, campur tangan, unjuk gigi. - Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh :
– Saya (S) membaca (P) buku (O). - Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek.
Contoh :
– Mereka (S) makan (P) di restoran (K).
– Ibu (S) sedang memasak (P).
Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat merupakan kata yang menjelaskan sifat, keadaan, karakter, perilaku seseorang.
Jenis-jenis kata adjektiva:- Ajektiva dasar, seperti rajin, pelit, arogan, buruk
- Adjektiva turunan terdiri atas:
Adjektiva berafiks (berimbuhan)
contoh:
terburuk, termuda
adjektiva berafiks –I, -wi, -iah
contoh:
insani, surgawi, rohaniah, abadi, duniawi, abadi, duniawi, anya, ilmiah, rohaniah, surgawi. - adjektiva bereduplikasi
contoh: tua-tua
Promina (Kata Ganti)
Pronomina terdiri dari 3 jenis kata, yaitu:
- Pronomina penunjuk seperti ini, itu, sanam situ, begitu, begini
- Pronomina persona kata ganti orang, misalkan saya, aku, dia, kamu, engkau, mereka.
- Pronomina penanya seperti apa, dimana, mengapa, bagaimana, apa, dan kapan.
Adverbia (Kata Keterangan)
Kata keterangan terdiri dari beberapa jenis kata, seperti:
- Kata keterangan dasar, seperti paling, amat, sangat, alangkah.
- Kata keterangan turunan, seperti lebih-lebih, secepat-cepatnya, semau-maunya, belum pernah.
Numeralia (Kata Bilangan)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, benda, dan sebuah urutan proses atau peristiwa. Contoh: sejuta, pertama-tama, kedua, dan sepertiga.
Konjungsi (Kata Sambung)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:- Konjungsi perluasan, misalnya: yang.
- Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa.
- Konjungsi penegasan, misalnya: malahan dan bahkan.
- Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi pula.
- Konjungsi urutan, misalnya: lalu, setelah itu.
- Konjungsi pilihan, misalnya: atau.
- Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: saat, ketika, sejak.
- Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya.
- Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau.
- Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya, seumpamanya.
- Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
- Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.
- Konjungsi perlawanan, misalnya: tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya, padahal.
Partikel (Kata Sandang)
Kata sandang adalah kategori atau anya yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat anya, perintah dan pernyataan (berita).
Jenis-jenis kata partikel:
- kah, misalnya: Apakah Ibu Murini sudah pulang?
- kan, misalnya: Tadi kan sudah diberi tahu!
- deh, misalnya: Pulang deh, jangan terlalu lama di sini.
- lah, misalnya: Pergilah, aku merelakanmu.
- dong, misalnya: Sini dong, duduk dekat dengaku saja.
- kek, misalnya: mulai kek, lama sekali.
- pun, misalnya: Berjalan pun ia tak sanggup.
- toh, misalnya: Ia toh bukan seorang yang bisa diandalkan.
Selain itu kata sandang juga dapat membatasi makna jumlah orang atau benda, misalnya sang anak (bermakna tunggal), para ahli (bermakna jamak), dan si kecil (bermakna netral), dan Sri Baginda (bermakna khusus).
Kata Depan (Preposisi)
Jenis kata ini selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposisional). Contoh katanya adalah di, ke, dari, atas, terhadap, kepada, oleh.
Kata Interjeksi (Kata Seru)
Kata seru digunakan untuk membatu mengekspresikan emosi (kesalan, marah, kagum) seseorang seperti kata:
- ih (jijik)
Contoh: Ih, kamu jorok sekali! - wow (kagum)
Contoh: Wow, bagus sekali lukisannya! - sialan (kesal)
Contoh: Sialan, bukuku ketinggalan! - syukurlah (rasa syukur)
Contoh: Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa! - semoga (harapan)
Contoh: Semoga kamu selamat sampai di sana!
- Dardjowidojo (1988), menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
Slametmuljana (1969), kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
Kridalaksana (2001), kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
1. Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
Setelah mengetahui syarat-syarat kalimat efektif, maka Anda dapat menyusun kalimat efektif sendiri. Hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan EYD serta tanda baca. Kalimat tidak akan menjadi efektif meskipun sudah memenuhi tujuh syarat diatas jika masih terdapat kesalahan dalam penggunaan EYD maupun tanda baca. Kalimat efektif yang baik adalah kalimat yang dapat menyampaikan informasi dari penulis tanpa adanya kesalahan makna yang diterima oleh pembaca maupun pendengarnya.
Contoh kalimat tidak efektif
Kalimat tidak efektif: Saran yang dikemukakakan olehnya akan dipertimbangkan oleh kami
Kalimat efektif: Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan
1.1 Contoh pada Teks Pidato
Pidato dilakukan untuk menyampaikan informasi secara lisan. Pidato biasa dilakukan pada keadaan penting oleh orang tertentu. Terdapat beberapa metode dalam melakukan pidato, salah satunya adalah membaca teks pidato. Pembuatan teks pidato diharapkan agar tidak terlewatkannya informasi penting yang ingin disampaikan kepada orang banyak. Dalam penyampaian, teks pidato masih sering ditemukan ketidakefektifan.
Contoh kalimat tidak efektif pada teks pidato yang disampaikan oleh kepala sekolah saat upacara penaikan bendera hari senin.
Bagi semua siswa harus memahami uraian berikut ini.
Kalimat di atas dapat menjadi efektif jika diubah menjadi
Semua siswa harus memahami uraian berikut ini.
Contoh lain kalimat tidak efektif pada pidato yang disampaikan oleh pemimpin dalam sebuah lingkungan tempat tinggal adalah
Sebetulnya banyak orang-orang yang masih peduli terhadap kebersihan lingkungan di desa Sukamaju ini.
Kalimat tersebut tidak efektif karena kata banyak sudah menunjukan arti jamak, jadi tidak perlu menjamakkan kata orang. Kalimat di atas dapat menjadi kalimat efektif jika diubah menjadi
Sebetulnya banyak orang yang masih peduli terhadap kebersihan lingkungan di desa Sukamaju ini.
1.2 Contoh pada Teks Berita
Berita merupakan informasi tentang keadaan yang sedang terjadi. Berita dapat disampaikan melalui berbagai media, salah satunya melalui media cetak. Media yang biasa digunakan untuk menyampaikan berita adalah koran.
Berikut adalah kalimat tidak efektif pada teks berita
Pemerintah disarankan untuk lebih mensosialisasikan tentang hal-hal yang dapat dimanfaatkan dari hasil hutan bukan kayu, seperti minyak atsiri.
Kalimat di atas meskipun sudah memenuhi tujuh syarat kalimat efektif, namun masih ditemukan kata yang tidak sesuai dengan kaidah EYD. Kata mensosialisasikan seharusnya diganti dengan menyosialisasikan. Kalimat tersebut dapat efektif jika diubah menjadi
Pemerintah disarankan untuk lebih menyosialisasikan tentang hal-hal yang dapat dimanfaatkan dari hasil hutan bukan kayu, seperti minyak atsiri.
Contoh lain kalimat pada teks berita yang tidak efektif adalah
1 Mei dituntut buruh sebagai hari libur nasional
Kalimat di atas dapat diubah menjadi
Buruh menuntut agar 1 Mei dijadikan sebagai hari libur nasional.
1.3 Contoh pada Teks Pengumuman
Pengumuman bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada masa yang luas. Pengumuman bisa disajikan dalam beberapa bentuk, yaitu video, gambar, maupun tulisan.
Contoh kalimat tidak efektif dalam teks pengumuman dalam sebuah sekolah
Peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 dilaksanakan di lapangan utama sekolah pada hari minggu.
Peringatan yang ke-69 adalah peringatan Hari Kemerdekaan bukan Republik Indonesia yang ke-69 karena Republik Indonesia hanya satu. Kalimat di atas dapat menjadi kalimat efektif jika diubah menjadi
Peringatan Hari Kemerdekaan ke-69 Republik Indonesia dilaksanakan di lapangan utama sekolah pada hari minggu.
1.4 Contoh pada Teks Drama
Dalam menyusun teks drama juga harus diperhatikan keefektifan kalimatnya. Selain unsur intrinsik dan ekstrinsik pada sebuah drama, makna dari drama tersebut tidak akan tersampaikan kepada penonton jika tidak menggunakan kalimat yang efektif.
Contoh kalimat tidak efektif pada teks drama “penantian” karya Lukman Sardi
Anak: Bu, sudah delapan purnama kira menunggu kedatangan bapak, akankah ini Cuma sekedar penantian bu?
Kalimat di atas tidak efektif karena kata sekedar bukanlah kalimat yang baku. Bentuk baku dari sekedar adalah sekadar. Kalimat di atas dapat menjadi efektif jika diubah menjadi
Anak: Bu, sudah delapan purnama kira menunggu kedatangan bapak, akankah ini Cuma sekadar penantian bu?
1.5 Contoh pada Teks Monolog
Monolog adalah suatu ilmu seni peran yang hanya dibutuhkan satu orang dalam melakukan adegannya. Ekspresi dan penghayatan adalah hal yang perlu diperhatikan dalam monolog. Namun, tanpa adanya penggunaan kalimat yang efektif dapat menyebabkan hilangnya makna yang diperankan oleh aktor tersebut.
Contoh kalimat tidak efektif yang terdapat pada teks monolog adalah
Ketika ayah meninggalkan tempat pemukiman, hanya kulihat punggungnya yang setengah membungkuk.
Kalimat di atas dapat menjadi efektif jika diubah menjadi
Kulihat punggung ayah setengah membungkuk saat meninggalkan pemukiman.
Widyamartaya (1995)
Paragraf adalah karangan yang terbentuk dari satu atau lebih pada suatu kalimat yang saling berkaitan dan mempunyai satu kalimat utama yang menjiwai seluruh karangan.
Akhaidah, dkk. (1988)
Paragraf merupakan inti penuangan ide atau gagasan dalam sebuah karangan. Di dalam paragraf terkandung satu unit ide pokok atau gagasan yang didukung oleh seluruh kalimat dalam karangan di suatu paragraf. Kalimat tersebut baik berupa dari kalimat pengenal, kalimat penjelas, maupun kalimat penutup.
Parera (1991)
Paragraf merupakan satu model karangan yang paling kecil susunannya dalam sebuah karangan bebas atau karya ilmiah.
Arifin dan S. Amran Tasai (2006)
Pengertian paragraf yaitu seperangkat kalimat yang membahas suatu gagasan atau topik utama. Kalimat dalam suatu karangan menunjukkan kesatuan ide atau mempunyai hubungan yang saling berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik.
Ramlan (2010)
Paragraf merupakan bagian dari suatu kalimat yang tersusun atas sejumlah pilihan kata yang membentuk kalimat. Kalimat tersebut tersusun rapi dan mengungkapkan kesatuan informasi berdasarkan acuan ide pokok atau gagasan yang terkandung di dalamnya.
Paragraf adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat yang saling berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah wacana mini. Kegunaan dari paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda. Penggunaan paragraf memudahkan pembaca untuk memahami bacaan secara menyeluruh. Panjang dari satu paragraf adalah beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf ditentukan oleh cara pengembangan dan ketuntasan uraian gagasan yang disampaikan. Jumlah kalimat di dalam paragraf dapat menentukan kualitas dari bacaan.
Paragraf tersusun dari gagasan utama yang terletak dalam kalimat topik. Selain itu, terdapat kalimat penjelas yang memperjelas kalimat topik. Paragraf juga berfungsi untuk mengungkapkan pemikiran penulis secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Kriteria sekumpulan kalimat yang dapat menjadi paragraf yaitu adanya kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan sudut pandang yang tidak berubah-ubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar